Teknologi dan Media Pembelajaran Pendidikan Agma Islam



 A.    Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi akhir-akhir ini sungguh luar biasa pesatnya. Semua aspek kehidupan seakan tidak bisa dipisahkan dengan teknologi mekanik, optik dan elektronik tersebut. Termasuk didalamnya adalah dunia pendidikan. Pendidikan yang memang dirancang untuk mengantarkan umat manusia kepintugerbang kemajuan masa depan mau tidak mau harus berjibaku dengan perkembangan teknologi modern. 

Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen dasar yaitu peserta didik, kompetensi lulusan, proses pembelajaran, pengajar, kurikulum dan bahan pembelajaran[1]. Semua komponen dasar tersebut tidak bisa dilepaskan dari teknologi. Peserta didik yang sejak lahir sudah disuguhkan dengan berbagai produk teknologi modern seperti handphone, internet dan lain sebagainya sudah menjadi teman sehari-hari. Tuntutan pembelajaran modern adalah sekolah atau institusi pendidikan wajib mengikuti perkembangan zaman yang semakin tidak bisa dipisahkan dengan teknologi. Guru yang masa kecilnya kemungkinan tidak pernah bersentuhan dengan teknologi canggih, ketika menjadi guru pada zaman teknologi ini, mau tidak mau harus merubah sikap dan belajar lebih keras lagi untuk memberikan pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Kemajuan teknologi saat ini telah membuahkan kajian tersediri di berbagai perguruan tinggi yaitu kajian tentang teknologi pendidikan. Meski secara gamblang kata teknologi biasanya berkiatan dengan suatu alat elektronika yang cukup rumit, namun dalam dunia pendidikan istilah teknologi selain diartikan sebagai alat yang berkaitan dengan mesin canggih berbasis elektronika, mekanika dan optik juga diartikan sebagai suatu desain pembelajaran dimana materi pelajarannya dengan mudah dapat dimengerti dan dipahami secara singkat cepat serta efektif dan efisien. Sehingga dengan demikian teknologi pendidikan dapat diartikan sebagai desain pembelajaran yang dirancang dengan menggunakan metode tertentu dan disajikan dengan berbagai alat pembelajaran yang ditujukan untuk memudahkan siswa dalam memahami pelajaran secara efektif dan efisien.
Dalam pendidikan terdapat dua komponenen teknologi yang terus mengalami perkembangan yaitu teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran. Banyak orang sering kali mengacaukan diantara dua istilah tersebut. Padahal kedua istilah tersebut merupakan satu kesatuan namun sektornya berbeda kalau pendidikan mempunyai lingkup yang luas yang meliputi keseluruhan proses belajar-mengajar di suatu institusi pendidikan sedangkan teknologi pengajaran atau pembelajaran merupakan bagian dari teknologi pendidikan yang lebih spesifik mempunyai lingkup lebih kecil yaitu terkait dengan metode pembelajaran di dalam kelas.
Dalam makalah ini tidak akan membahas tentang teknologi pendidikan secara umum tetapi lebih fokus pada teknologi pembelajaran atau pengajaran. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memahami teknologi pengajaran guna diterapkan dalam sebuah model pembelajaran agar efektif dan efisien.

B.     Pengertian Teknologi Pembelajaran
Mendengar kata Teknologi sering kali pikiran kita akan tertuju pada seperangkat peralatan teknik yang sifatnya keras seperti handphone, televisi, Komputer dan lain-lain. Ketika kata teknologi digandengkan dengan kata pendidikan atau pengajaran, mungkin akan mengalami perkembangan pasalnya pengertian teknologi tidak hanya sebatas diartikan pada lingkup perangkat keras yang kasap mata tetapi juga diartikan dengan kecakapan hidup seseorang yang bertugas memberikan ilmu pengetahuan yaitu guru. Dengan demikian, teknologi pengajaran merupakan pemanfaatan dan pengetahuan spesifik dari perkakas dan keterampilan dalam pendidikan[2]. Definisi tentang teknologi pendidikan tersebut berkaitan dengan perangkat keras dan lunak; baik yang dimiliki oleh manusia atau non manusia.
Selain pengertian diatas ada banyak ahli dan lembaga pendidikan yang mendefinisikan tentang teknologi pendidikan. Diantaranya adalah Commission on Intstructional Technology USA mengartikan teknologi pendidikan sebagai cara yang sistematis dalam desain, penerapan, dan evaluasi proses belajar dan mengajar secara keseluruhan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan pada penelitian teori belajar, komunikasi dan penggunaan secara kombinasi dari berbagai sumber manusia dan non manusia untuk memperoleh efektivitas pengajaran[3].
Association of Education Communication & Technology (AECT, 1994) mengemukakan definisi teknologi pembelajaran sebagai berikut: instructional technology is the theory and practice of design, development, utilization, management, and evaluation of process and resources for learning[4]. Berdasarkan definisi di atas Teknologi Pendidikan adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi proses dan sumber untuk belajar.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai mengartikan dengan teknologi pendidikan bermakna sebagai suatu proses yang terintegrasi, yang melibatkan manusia, prosedur, gagasan, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah-masalah pendidikan dan cara-cara pemecahannya, mencobakan model-model pemecahan, mengadakan penilaian dan mengelolanya[5]. Dari pengertian Nana diatas dapat diambil kesimpulan bahwa teknologi pendidikan identik dengan teknologi pengajaran dimana Nana mencoba menengahkan berbagai persoalan pembelajaran yang kemudian dianalisis yang pada akhirnya dicarikan solusi dari masalah tersebut dengan merujuk pada berbagai metode pembelajaran. Definisi ini mempunyai tujuan pembelajaran yaitu pembelajaran yang efektif dan efisien.
Tidak jauh berbeda dengan definisi yang dikemukakan oleh Fathurrohman yang mengatakan bahwa teknologi pendidikan adalah cara yang sistematis dalam desain, penerapan dan evaluasi proses belajar-menagajar secara keseluruhan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih spesifik berdasarkan pada penelitian teori belajar komunikasi dan penggunaan secara kombinasi dari berbagai sumber manusia dan non manusia untuk memperoleh efektifitas pengajaran[6].
Dari berbagai pengertian diatas rupanya lebih menitikberatkan kepada fungsi teknologi pendidikan yaitu untuk meningkatkan efisiensi pengajaran. Dengan demikian sudah barang tentu bahwa teknologi pengajaran tidak selalu berkaitan dengan berbagai peralatan teknik berbasis teknologi canggih akan tetapi lebih kepada sebuah system pembelajaran yang dirancang berdasarkan penelitian yang kemudian dibuatlah pemecahan masalah tentang belajar tersebut. Sehingga teknologi pendidikan atau pengajaran disini terkait dengan bagaimana materi akan disampaikan; menggunakan metode apa dan menggunakan alat seperti apa sehingga penyampaian materi ajar bisa tersampaikan dengan efektif dan efisien.
Sedangkan pengertian Media Pembelajaran bisa ditelusuri dari masing-masing suku katanya yaitu media dan pembelajaran. Media merupakan bentuk jamak dari bahasa latin yaitu Medium yang artinya perantara atau pengantar. Atau lebih spesifik lagi adalah alat untuk mengantar sesuatu. Sehingga Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang bisa menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada siswa[7].
Apa perbedaan antara teknologi pembelajaran dan media pembelajaran? Dari definisi diatas dapat dibedakan bahwa teknologi pembelajaran lebih menitikberatkan kepada desain sistem pembelajaran secara menyeluruh yang tidak menutup kemungkinan didalamnya menggunakan media sebagai penyampai materi pembelajaran yang efektif dan efisien.
C.    Cikal Bakal Munculnya Teknologi Pembelajaran
Teknologi pembelajaran tidak serta-merta muncul begitu saja dalam dunia pendidikan seiring perkembangan zaman teknologi, pasalnya teknologi pendidikan tidak selalu terkait dengan peralatan canggih teknologi. Akan tetapi, perkembangan teknologi pembelajaran tersebut bisa dirunut dalam sejarah revolusi pendidikan.
Revolusi di dunia pendidikan menurut Sir Eric Ashby yang dikutip oleh Yusufhadi Miarso terjadi sebanyak empat kali revolusi[8]. Revolusi itu muncul atas masalah yang timbul di tengah-tengah masyarakat. Permasalahan awal sehingga terjadi revolusi pendidikan pertama adalah ketidaksanggupan orang tua untuk memberikan pendidikan kepada anak-anaknya, kemudian membawanya ke orang-orang yang dianggap bisa memberikan pendidikan untuk tumbuh kembangnya anak tersebut yaitu guru. Pelimpahan tugas pendidikan dari orang tua ke guru pada revolusi pertama itu bukan tidak menimbulkan masalah. Masalah yang muncul adalah lamanya mengajar anak satu persatu. Dari masalah itu muncul keinginan guru untuk memberikan pendidikan kepada banyak orang dalam waktu yang sama. Keinginan itu memunculkan revolusi kedua yaitu munculnya pendidikan berbasis klasikal.
Pendidikan klasikal yang masih menggunakan metode ceramah tanpa dilengkapi dengan buku ternyata masih menimbulkan masalah, hingga akhirnya ditemukannya mesin cetak yang kemudian lahirlah banyak bahan pelajaran yang di cetak seperti buku. Timbul revolusi ketiga yaitu keinginan guru untuk memberikan pendidikan kepada banyak siswa dalam waktu bersamaan dalam waktu yang lebih singkat karena peserta didiknya dilengkapi dengan bahan pembelajaran.
Revolusi ketiga dari pendidikan pada awalnya dirasa lebih efektif dari metode belajar yang sebelumnya. Akan tetapi seiring perkembangan zaman revolusi ketiga itu semakin menuai permasalahan karena tidak sesuai dengan perkembangan zaman yang diwarnai dengan teknologi canggih. Muncullah pemikiran untuk mengambil untung dari perkembangan teknologi dan menerapkan pendidikan dengan menggunakan media elektronika yang canggih seperti tape recorder, televisi, radio dan lain sebagainya. Penggunakan media canggih tersebut didapuk sebagai fase revolusi keempat dalam dunia pendidikan. Revolusi keempat ini mulai diajarkan kepada siswa bagaimana belajar dan memperoleh pengetahuan dengan menggunakan berbagai media tertentu. Sehingga dengan demikian, pembelajaran siswa tidak terus-menerus terpaku pada guru yang pengetahuannya sangat terbatas. Akan tetapi siswa mulai dengan metode pembelajaran mandiri dengan menggunakan metode belajar sesuai dengan keiinginannya.
Dari revolusi pendidikan diatas dapat dikethaui bahwa perkembangan teknologi pendidikan didasarkan pada permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran. Dari permasalahan tersebut kemudian dicarikan solusi yang pada akhirnya memunculkan sebuah desain sistem pembelajaran yang di dalammnya menggunakan berbagai media guna menyampaikan materi ajar secara efektif dan efisien. Begitulan cikal bakal muncul teknologi pembelajaran.

D.    Kawasan Teknologi Pendidikan
Teknologi pembelajaran mempunyai lima kawasan atau ruang lingkup yaitu kawasan desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian[9]:
1.      Kawasan Desain
Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar. Sebagai proses yang menentukan sebuah kondisi belajar, maka pada kawasan ini membutuhkan kecakapan merangkai pembelajaran yang didasarkan pada kondisi siswa baik kondisi psikis, sosial budaya ataupun kultur agama. Kawasan ini menjadi kawasan yang sangat menentukan suksesnya belajar-mengajar dalam sebuah lembaga pendidikan. Kawasan desain mempunyai tujuan untuk menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro seperti kurikulum serta pada tingkat mikro seperti pelajaran dan modul[10]. Dengan demikian ruang lingkup kawasan desain cukup luas yaitu meliputi desain system pembelajaran pada tingkat institusi pendidikan sampai pada desain system pembelajaran pada tingkat kelas. Desain system pada tingkat makro menghasilkan produk seperti kurikulum sedangkan pada tingkat mikro menghasilkan pelajaran dan modul.
Fokus dalam kawasan desain meliputi segenap langkah perencanaan yang dibutuhkan untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran yang efektif. Menurut Seels dan Richey, kawasan desain mencakup penerapan berbagai teori, prinsip, dan prosedur dalam melakukan perencanaan atau mendesain suatu program atau kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara sistemis dan sistematis[11]. Pada kawasan desain ini meliputi beberapa lingkup yaitu lingkup system pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pembelajaran.
a.       Desain sistem Pembelajaran
Desain system pembelajaran meliputi penganalisisan, perancangan pengembangan, pengaplikasian dan penilaian pembelajaran. Penganalisisan merupakan perumusan tentang apa yang akan dipelajari; perancangan adalah penjabaran tentang bagaimana cara mempelajari; pengembangan adalah proses produksi bahan ajar; pengaplikasian adalah penerapan bahan ajar yang sudah di produksi; penilaian menyangkut tentang evaluasi dari bahan pembelajaran dan desain pembelajaran apakah tepat atau tidak.
b.      Desain Pesan
Desain pesan adalah proses rekayasa bentuk fisik pesan menjadi bahasa yang paling dipahami oleh siswa sehingga bentuk fisik pesan tersebut dapat dipahami[12]. Contoh, seorang guru ingin menjelaskan tentang cara menuikan solat yang benar. Pelajaran yang bagus maka siswa harus diperlihatkan kepada orang yang sedang solat, akan tetapi untuk memalksanakan pembelajaran seperti sering memakan waktu yang cukup lama, maka tugas guru adalah bagai cara menyampaikan materi tata cara solat kepada siswa, mau menggunakan alat apa sehingga materi tersebut dapat tersampaikan dengan baik dan benar. Itulah yang dimaksud desain pesan dari bahan ajar.
c.       Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah cara untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar dalam suatu pelajaran[13]. Dalam lingkup ini guru wajib mengetahui urutan-urutan pembelajaran yang paling tepat digunakan kepada peserta didik dengan memperhatikan situasi dan kodisi belajar siswa. Prosedur yang perlu dilakukan dalam strategi pembelajaran, meliputi:
1.      Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik.
2.      Metode pembelajaran, yaitu cara pendidik mengorganisasikan materi pelajaran dan peserta didik agar terjadi proses belajar yang efektif dan efisien.
3.      Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan pendidik dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
4.      Waktu yang digunakan pendidik pendidik dan peserta didik dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran.
d.      Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa merupakan aspek latar belakang pengalaman peserta didik yang mempengaruhi terhadap efektivitas proses belajarnya[14]. Hal ini penting dikethaui karena dalam kawasan desain yang paling jadi perhatian adalah siswa karena orientasi desain adalah siswa yang dapat memahami dengan mudah akan bahan ajar yang disuguhkan guru. Hal yang perlu dikethaui oleh pendidik terkait dengan karakter siswa adalah kemampuan awal peserta didik, yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya terhadap suatu materi pelajaran, Tipe kecerdasan siswa dan karakteristik psikologi siswa.

2.      Kawasan Pengembangan
Kawasan pengembangan merupakan lanjutan dari kawasan desain atau kawasan ini lebih tepat sebagai penerjemahan dari kawasan desain. Setelah mengetahui bentuk desain pembelajaran maka selanjutnya perlu dikembangkan desain tersebut ke dalam bentuk kongkret yang meliputi produk cetak, audiovisual, komputer atau perpaduan dari produk teknologi. Pada kawasan pengembangan meliputi hal berikut:
a.       Teknologi Cetak
Teknologi cetak adalah cara memproduksi bahan dalam bentuk teks atau foto yang disajikan pada kertas atau bahan lainnya yang bisa menggambarkan bahan ajar. Contoh dari teknologi cetak ini adalah buku, majalah, foto dan lain sebagainya.
b.      Teknologi Audiovisual
Teknologi audiovisual adalah teknologi mutaakhir yang bisa menyajikan suatu bahan ajar dalam bentuk gambar yang disertai dengan suara. Pembelajaran dengan menggunakan audiovisual ini dianggap lebih mudah karena bahasa verbal dalam pelajaran juga dibarengi dengan gambar-gambar yang bergerak yang berkaitan dengan pelajaran. Sehingga siswa lebih mudah menangkap pelajaran tersebut.
c.       Teknologi Berbasis Komputer
Teknologi berbasis komputer adalah cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan belajar dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor[15]. Dalam pengembangannya, aplikasi teknologi berbasis komputer dikembangkan atas pengejawantahan dari teori belajar behaviorisme dan teori belajar kognitif. Setting dalam teknologi berbasis komputer memberi kesempatan peserta didik untuk secara mandiri mengembangkan pengetahuannya.
d.      Teknologi Multimedia
Multimedia atau teknologi terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan belajar dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer[16]. Teknologi multimedia merupakan bentuk kawasan pengembangan paling mutakhir, oleh karena berbagai sumber belajar telah tercakup didalamnya, dengan memadukan data teks, gambar, animasi, suara, dan video kedalam satu kemasan.

3.      Kawasan Pemanfaatan
Kawasan pemanfaatan merupakan kawasan yang meliputi aktifitas penggunaan proses sumber untuk belajar. Kawasan ini merupakan kawasan pengembangan dari hasil kawasan yang sebelumnya. Kawasan desain dan pengembangan yang telah merancang berbagai system pembelajaran kemudian telah dikembangan dalam bentuk produk teknologi maka untuk selanjutnya adalah pemanfaatan. Kawasan pemanfaatan meliputi segala sesuatu yang bisa digunakan untuk kebaikan proses belajar-mengajar.
a.       Pemanfaatan Media
Media merupakan alat yang bisa digunakan menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Banyak bahan yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan proses belajar-mengajar yang efektif. Pemanfaatan media merupakan penggunaan media secara sistematis didalam sebuah pembelajaran, dengan menyesuaikannya terlebih dahulu dengan desain pembelajaran yang telah disusun sebelumnya, sehingga antara penggunaan media dengan tujuan pembelajaran yang dicapai, keduanya memiliki korelasi
b.      Difusi Inovasi
Difusi inovasi adalah proses berkomukasi melalui strategi yang terencana dengan tujuan untuk diadobsi[17]. Suatu produk yang siap pakai, masih perlu ada tindak lanjut dalam hal penyebarannya, hingga pada tahap produk tersebut dapat diterima oleh segmen masyarakat yang menjadi sasaran difusi
c.       Implementasi dan Pelembagaan
Implementasi adalah pengejawantahan atas konsep pada tahapan perencanaan kedalam keadaan sesungguhnya. Tahapan implementasi merupakan upaya untuk memastikan penggunaan dari sebuah inovasi dilakukan secara benar oleh individu dalam organisasi. Institusionalisasi adalah penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi[18]. Tahapan institusionalisasi merupakan upaya untuk mengintegrasikan sebuah inovasi kedalam struktur organisasi, sehingga digunakan secara baku oleh seluruh individu dalam organisasi tersebut.
d.      Kebijakan dan Regulasi
Kebijakan dan regulasi adalah aturan dan tidankan masyarakat yang mempengaruhi difusi atau penyebaran dan penggunaan teknologi pembelajaran.

4.      Kawasan pengelolaan
Kawasan pengelolaan adalah pengendalian teknologi pembelajaran, melalui perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian, dan supervisi[19]. Adapun cakupan dalam kawasan pengelolaan ini adalah sebagai berikut:
a.       Pengelolaan Proyek
Pengelolaan proyek meliputi perencanaan, monitoring, dan pengendalian proyek desain dan pengembangan.

b.      Pengelolaan Sumber
Pengelolaan sumber mencakup perencanaan, pemantauan, dan pengendalian sistem pendukung dan pelayanan sumber[20]. Pengelolaan sumber memiliki titik fokus pada upaya berbagai sumber belajar yang telah tercakup dalam kawasan pengembangan, agar didayagunakan secara optimal bagi para penggunanya.
c.       Pengelolaan Sistem Penyampaian
Pengelolaan sistem penyampaian meliputi perencanaan, pemantauan, dan pengendalian medium dan cara penggunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi pembelajaran kepada peserta didik. Pengelolaan sistem penyampaian memiliki titik fokus pada upaya untuk mengedukasi peserta didik dan pengguna pada umumnya, dalam hal penggunaan sumber belajar yang tersedia sesuai dengan prosedur valid yang telah ditetapkan.
d.      Pengelolaan Informasi
Pengelolaan informasi meliputi perencanaan, pemantauan, dan pengendalian cara penyimpanan, pemindahan atau pemrosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar-mengajar.

5.      Kawasan Penilaian
Penilaian merupakan proses pengambilan keputusan memenuhi tidaknya suatu proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, dengan menggunakan pendekatan analisis masalah, penilaian acuan patokan, penilaian formatif, dan penilaian sumatif.
a.       Analisis  Masalah
Beberapa langkah yang ditempuh dalam analisis masalah yakni mengumpulkan berbagai data yang memiliki pengaruh terhadap pembelajaran, menyimpulkannya menjadi sebuah informasi, identifikasi kesenjangan kompetensi dan hambatan yang ditemui, serta diakhiri dengan pengambilan keputusan dalam memberikan tindakan yang dilakukan guna memecahkan permasalahan
tersebut dengan berbagai alternatif yang ada.
b.      Pengukuran Acuan-Patokan
Karakteristik dalam penilaian acuan patokan adalah ditentukannya standarisasi yang meliputi tingkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dilewati oleh seseorang untuk mencapai standar kompetensi yang ditentukan dalam suatu proses pembelajaran.
c.       Penilaian Formatif dan Sumatif
Penilaian formatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan dan penggunaan informasi sebagai dasar pengembangan selanjutnya. Sedangkan penilaian sumatif, berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan untuk pengambilan dalam hal pemanfaatan[21]. Terdapat perbedaan karakteristik antara penilaian formatif dan sumatif. Untuk karakteristik penilaian formatif, tujuan yang ingin dicapai adalah melakukan uji sampel untuk langkah perbaikan dalam suatu program. Metode pengumpulan data lebih bersifat informal, seperti wawancara, tes ringkas, dan observasi. Penilaian sumatif digunakan dalam pengambilan keputusan mengenai fiksasi akhir tingkat keberhasilan suatu program.

E.     Kesimpulan
Teknologi pendidikan sebagai cara yang sistematis dalam desain, penerapan, dan evaluasi proses belajar dan mengajar secara keseluruhan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan pada penelitian teori belajar, komunikasi dan penggunaan secara kombinasi dari berbagai sumber manusia dan non manusia untuk memperoleh efektivitas pengajaran. Sedangkan Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang bisa menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada siswa.
Teknologi pembelajaran mulai muncul sejalan dengan perkembangan pendidikan yang melahirkan revolusi pendidikan. Dalam perkembangannya, revolusi pendidikan terjadi empat tahap revolusi. Revolusi pertama terjadi ketika orang tua tidak mampu lagi memberikan pendidikan kepada anaknya sehingga harus mempercayakan kepada seorang guru. Revolusi kedua terjadi karena guru mempunyai keinginan untuk memberikan pendidikan kepada banyak siswa sekaligus sehingga terjadinya pembelajaran klasikal. Revolusi ketiga terjadi ketika guru mempunyai keinginan untuk memberikan pendidikan kepada banyak siswa dalam waktu bersamaan dalam waktu yang lebih singkat karena peserta didiknya dilengkapi dengan bahan pembelajaran. Revolusi keempat terjadi ketika perkembangan teknologi canggih mulai pesat, kemudian guru ingin memanfaatkannya untuk keperluan pendidikan dengan tujuan agar pembelajaran bisa terlaksana dengan cepat dan efisien dengan siswanya dibekali keahlian untuk menggunakan berbagai teknologi guna mempersiapkan siswa yang mandiri.
Kawasan Teknologi Pendidikan terdiri dari kawasan desain, kawasan pengembangan, kawasan pemanfaatan, kawasan pengelolahan dan kawasan penilaian.

F.     Daftar Pustaka
Suparman, M. Atwi. Desain Instruksional Modern. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2012.
Smaldino, Sharon E. Deborah L. Lowther dan James D. Russell, Terj. Arif Rahman. Instructional Technology & Media for Learning. Jakarta: Kencana. 2012.
Percival, Fred. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Erlangga. 1988.
Seels, Barbara B. and Richey,  Rita. Instructional Technology: The Definition and Domains of the Field. Washington DC: AECT. 1994.
Sudjana, Nana dan Riva, Ahmad.  Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo. 2003.
Fathurrohman. Teknologi dan Media Pembelajaran. Surabaya: Dakwah Digital Press. 2008.
Miarso, Yusufhadi. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media. 2005.
Darmawan, Deni. Inovasi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2012.


[1] M. Atwi Suparman, Desain Instruksional Modern, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012), 43.
[2] Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther dan James D. Russell, Terj. Arif Rahman,  Instructional Technology & Media for Learning, (Jakarta: Kencana, 2012) 4.
[3] Fred Percival, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1988), 10.
[4] Barbara B. Seels and Rita Richey,  Instructional Technology: The Definition and Domains of the Field, (Washington DC: AECT, 1994), 1.
[5] Nana Sudjana dan Ahmad Riva,  Teknologi Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2003), 43.
[6] Fathurrohman, Teknologi dan Media Pembelajaran, (Surabaya: Dakwah Digital Press, 2008), 4.
[7] Fathurrohman, Teknologi dan Media Pembelajaran, 43.
[8] Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2005), 104.
[9] Deni Darmawan, Inovasi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), 1.
[10] Deni Darmawan, Inovasi Pendidikan, 4.
[11] Barbara B. Seels and Rita Richey,  Instructional Technology, 31.
[12] Barbara B. Seels and Rita Richey,  Instructional Technology, 33-34.
[13] Barbara B. Seels and Rita Richey,  Instructional Technology, 34
[14] Barbara B. Seels and Rita Richey,  Instructional Technology, 35.
[15] Barbara B. Seels and Rita Richey,  Instructional Technology, 42.
[16]  (Seels dan Richey, 2000: 43).
[17] Deni Darmawan, Inovasi Pendidikan, 23.
[18] Barbara B. Seels and Rita Richey,  Instructional Technology, 51.
[19] Barbara B. Seels and Rita Richey,  Instructional Technology, 54.
[20] Barbara B. Seels and Rita Richey,  Instructional Technology, 55.
[21] Barbara B. Seels and Rita Richey,  Instructional Technology, 62.
Share:

Related Posts:

1 komentar:

TENTANG DI

Foto saya
Dapur Ilmiah (DI) merupakan blog yang secara konsisten menayangkan berbagai penelitian ilmiah. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Salam DI.

PENGUNJUNG

796503

KATEGORI

Breaking News

Pages

Theme Support