Konsep Pendidikan Murah Berkualitas

A.    Latar Belakang
Abad ke-21 merupakan abad dimana globalisasi semakin menampakkan taringnya dengan mengaburkan sekat-sekat negara yang selama ini dijaga ketat oleh kemanan semua negara. Garis teritori tersebut seakan menjadi harga mati yang tidak boleh diganggu oleh pihak asing. Tak ayal, banyak pertempuran antar negara terjadi karena konflik perbatasan tersebut. Memasuki abad global saat ini, persaingan tidak lagi pada tataran genjatan senjata karena perebutan suatu wilayah. Akan tetapi persaingan saat ini adalah persaingan teknologi, dimana jika suatu negara tidak mampu menguasai teknologi informasi, dapat dipastikan negara itu akan menjadi negara jajahan. Penjajahan modern bukan lagi penjajahan fisik, tetapi penjajahan budaya teknologi yang saat sudah dirasakan oleh negara-negara berkembang yang kemajuan teknologinya masih rendah.

Indonesia termasuk pada negara berkembang yang kemajuan teknologinya masih belum tampak. Indonesia memang sudah merdeka tetapi masih terjajah oleh negara maju. Jepang, China dan lain sebagainya secara tidak kita sadari telah menguasi Indonesia dengan produk teknologi informasinya.
Teori penaklukan negara yang paling modern bukan menaklukkan dengan melakukan ekspansi meliter, tetapi teori penaklukan melalui teknologi informasi merupakan teori yang paling ampuh. Indonesia secara tidak kita sadari telah takluk kepada negara-negara penyuplai teknologi canggih seperti Jepang dan China.
Bangsa-bangsa yang saat ini maju dan mampu menguasai dunia dengan produk teknologinya merupakan negara yang konsen dalam menggarap rakyatnya melalui pendidikan yang maju. Mereka telah menyadari betapa pentingnya memberikan peradaban kepada rakyatnya melalui pendidikan. Semua negara yang mempunyai kemampuan dan kemajuan dalam bidang teknologi informasi adalah negara yang konsen pembangunannya merujuk pada pengembangan pendidikan. Karena dengan pendidikan itulah generasi berperadaban bisa tercipta.
Indonesia sebagai warga dunia tidak bisa menutup diri dengan kemajuan global yang ditandai dengan teknologi canggih ini. Arus globalisasi semakin tidak terbendung, oleh karena itu mau tidak mau, Indonesia harus bersiap diri menghadapi tantangan global ini.
Menanggapi persoalan dan tantangan global itu, indonesia sebenarnya telah berkemas diri untuk menghadapi tantangan tersebut. Salah satu persiapanya adalah menyiapkan generasi bangsa yang mempunyai kemampuan ilmu pengetahuan. Tentunya, usaha yang dilakukan oleh indonesia untuk menciptakan generasi emas itu harus melalui pendidikan. Oleh karena itu wacana pendidikan terus digulirkan dan berbagai keputusan terkait dengan progres pendidikan telah dikeluarkan oleh negara ini.
Salah satu kebijakan pendidikan yang dicetuskan oleh pemerintah adalah kebijakan sekolah unggul. Sekolah unggulan diharapkan mampu mencetak generasi bangsa yang mempunyai keahlian tertentu. Keahlian itulah yang akan mengantar pada kompetisi global yang pada akhirnya akan memenangi persaingan tersebut.
Sekolah unggul merupakan lembaga pendidikan yang lahir dari sebuah keinginan untuk memiliki sekolah yang mampu berprestasi di tingkat nasional dan dunia dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh ditunjang oleh akhlakul karimah. Sekolah unggul dikembangkan untuk mencapai keistimewaan dalam keluaran pendidikannya. Untuk mencapai keistimewaan tersebut, maka masukan, proses pendidikan, guru dan tenaga kependidikan, manajemen, layanan pendidikan, serta sarana penunjangnya harus diarahkan untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut.
Melihat pentingnya output pendidikan yang dituntut memiliki ilmu pengetahuan yang luas itu, maka wajib bagi para stakeholder lembaga pendidikan untuk mengembangkan lembaganya menjadi lembaga pendidikan yang unggul. tentunya, masih banyak kalangan yang kurang sependapat dengan pengembangan sekolah unggul tersebut karena kenyataan dilapangan banyak sekolah yang hanya menambahkan embel-embel unggulan di belakang nama sekolahnya padahal mutu dan kualitasnya masih perlu dipertanyakan, sedangkan SPPnya terus melonjak naik dan tidak sesuai dengan output yang diinginkan.
Ketidaksesuaian antara kualitas dan pembiayaan sekolah itulah yang menjadi perdebatan berbagai pihak. Seakan tidak akan ada sekolah unggulan dengan biaya yang murah yang bisa dijangkau oleh masyarakat indonesia secara umum. Oleh karena itulah, sudah saatnya para pakar mendesain sekolah unggul dengan pembiayaan yang dapat dijangkau oleh masyarakat secara umum, mengingat rata-rata masyarakat Indonesia masuk pada kategori ekonomi menengah ke bawah. Makalah ini hadir untuk mencoba menawarkan konsep sekolah unggul dengan biaya terjangkau.

B.     Konsep Sekolah Unggulan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan unggul adalah lebih tinggi (pandai, baik, cakap, kuat, awet) daripada yang lain-lain. Istilah unggul atau unggulan telah diperdebatkan. Ada keberatan dikalangan ahli pendidikan untuk penggunaan kata sekolah unggul. Menurut ahli pendidikan, sebaiknya digunakan kata sekolah efektif, sebagai terjemahan effective school, yang lebih pas untuk menunjuk “sekolah unggul”. Sekolah unggul mengandung arti yang negatif. Di negara-negara maju saja tidak menggunakan istilah excelent school, tetapi menggunakan istilah lab school, effective school, demonstration school, experiment school, accelerated school atau essential school untuk menunjuk sekolah unggulan. Dalam literatur internasional tidak dikenal istilah excelent school seperti di Indonesia yang memperkenalkan istilah “sekolah unggul” atau “sekolah unggulan”[1].
Sekolah unggulan adalah sekolah yang efektif menggunakan strategi peningkatan budaya mutu, strategi pengembangan kesempatan belajar, strategi memelihara kendali mutu (quality control), strategi penggunaan keakuasaan, pengetahuan dan informasi secara efisien[2]. Sekolah unggulan memerlukan usaha pemberdayaan sekolah dalam meningkatkan kegiatannya dalam menyampaikan pelayanan yang bermutu kepada murid[3]. Dari konsep sekolah unggulan diatas dapat kita ketahui bahwa sekolah unggulan adalah sekolah yang mampu memberikan pelayanan kepada siswa dengan kualitas mutu yang terjamin baik serta efisien. Efisien disini merujuk kepada pelayanan yang mengena, tepat waktu, tepat sasaran dan tepat pengetahuan.
Menurut Ummi Nahdliyah, terdapat tiga bingkai untuk mendefinisikan sekolah unggulan[4]. Pertama, Sekolah uggulan merupakan sekolah yang memiliki kemampuan mengarahkan sumber daya sekolah melalui tindakan yang rasional dan sistematik yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan tindakan, dan pengendalian untuk mencapai tujuan sekolah yang meliputi (a) layanan belajar bagi siswa (b) pengelolaan dan layanan siswa ( c) sarana dan prasarana, (d) program pembiayaan, (d) melibatkan partisipasi masyarakat, (e) budaya sekolah yang unggul. Seluruh sumber daya sekolah dimanfaatkan secara optimal. Berarti tenaga administrasi, pengembang kurikulum di sekolah, kepala sekolah, dan penjaga sekolah pun harus dilibatkan secara aktif. Karena semua sumber daya tersebut akan menciptakan iklim sekolah yang mempu membentuk keunggulan sekolah[5].
Kedua, sekolah unggul adalah sekolah yang memaksimalkan fungsi dari mutu input peserta didik, mutu kemampuan profesional guru, mutu penggunaan fasilitas belajar, dan budaya sekolah sehingga menghasilkan pendidikan yang bermutu baik dalam nuansa kuantitatif maupun kualitatif. Menurut Hanun, Profil sekolah unggulan tidak bisa hanya dilihat dari karakteristik prestasi yang tinggi berupa nilai UN, melainkan juga potensi psikis, fisik, etik, moral, religi, emosi, spirit, adversity dan intelegensi[6].
Ketiga, sekolah yang mampu mewujudkan sebagai self renewing school” atau “adaptive schools” atau disebut juga sebagai “learning organization”, yaitu suatu kondisi sekolah sebagai entitas yang mampu menangani permasalahan yang dihadapi dan mampu menunjukkan kapabilitasnya dalam merenovasi sehingga sekolah memiliki kemampuan beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi di sekitanya atau “the adaptive organism” untuk mampu beradaptasi terus menerus.
Kriteria keunggulan sekolah yang diinginkan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meliputi iman dan takwa terhadap Tuhan yang maha esa, kemandirian yang mampu menghadapi era globalisasi, keunggulan yang dapat menghasilkan karya yang bermutu, keahlian dan profesionalisme dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebersamaan dan kekeluargaan dalam mempererat persatuan dan kesatuan bangsa[7]. Dari kriteria diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa muara keunggulan yang harus dicapai oleh siswa adalah unggul dalam sikap (Afektif), Pengetahuan (Kognitif) dan mempunyai keahlian sesuai dengan tuntutan zaman (psikomotor).
Sekolah yang bisa dikategorikan dalam sekolah unggul adalah sekolah yang mampu melahirkan keunggulan akademik, esktrakurikuler dan moralitas pada peserta didik. Keunggulan akademik dinyatakan dengan nilai yang dicapai oleh peserta didik. Keunggulan ektrakurikuler dinyatakan dengan aneka jenis keterampilan yang diperoleh selama sekolah. Sedangkan keunggulan moralitas dapat dilihat dari nilai-nilai hidup dan dorongan untuk maju[8].

C.    Kakteristik Sekolah Unggulan
Karakteristik sekolah unggulan dapat diambil dari beberapa konsep tentang konsep sekolah unggul diatas. Sekolah unggulan dalam dunia barat dikenal dengan sekolah efektif. Keefektifan tersebut meliputi seluruh proses pendidikan mulai dari perencanaan sampai pada evaluasi harus dilakukan secara efektif dan efisien sehingga output yang dihasilkan benar-benar mampu menjawab tantangan global. Menurut Moedjiarto dalam bukunya Karakteristik Sekolah Unggul, karakterisk sekolah unggul adalah sebagai berikut[9]:
1.      Iklim sekolah yang positif
2.      Proses perencanaan di sekolah yang melibatkan seluruh warga sekolah
3.      Harapan yang tinggi terhadap prestasi akademik
4.      Pemantauan yang efektif terhadap kemajuan siswa
5.      Keefektifan guru
6.      Kepemimpinan instruksional yang berorientasi pada prestasi akademik
7.      Pelibatan orang tua yang aktif dalam kegiatan sekolah
8.      Kesempatan, tanggung jawab dan partisipasi siswa yang tinggi, di sekolah
9.      Ganjaran dan insentif di sekolah, yang didasarkan pada keberhasilan
10.  Tata tertib dan disiplin yang baik di sekolah
11.  Pelaksanaan kurikulum yang jelas
Sedangkan menurut Sudarwan mengemukakan bahwa karakteristik sekolah unggulan sama hal dengan sekolah efektif. Berikut kriteria sekolah yang efektif menurut Sudarwan[10]:
1.      Mempunyai standar kerja yang tinggi dan jelas mengenai untuk apa setiap siswa harus mengetahui dan dapat mengerjakan sesuatu.
2.      Mendorong aktivitas, pemahaman multi budaya, kesetaraan gender, dan mengembangkan secara tepat pembelajaran menurut standar potensi yang dimiliki para siswa.
3.      Mengharapkan siswa untuk mengambil peran dan tanggung jawab belajar dan perilaku dirinya.
4.      Mempunyai instrumen evaluasi dan penilaian prestasi belajar siswa yang terkait dengan standar pelajar, menentukan umpan balik yang bermakna untuk siswa, keluarga, staf, dan lingkungan tentang pembelajaran siswa.
5.      Menggunakan metode pembelajaran yang berakar pada penelitian pendidikan dan suara praktik profesional.
6.      Mengorganisasikan sekolah dan kelas untuk mengkreasikan lingkungan yang bersifat memberi dukungan bagi kegiatan pembelajaran.
7.      Pembuatan kepitusan yang demokratis dan akuntabel untuk kesuksesan siswa dan kepuasaan penggguna.
8.      Menciptakan rasa aman, sifat saling menghargai, dan mengakomodasikan lingkungan secara efektif.
9.      Mempunyai harapan yang tinggi kepada semua staf untuk menumbuhkan kemampuan profesional dan meningkatkan keterampilan kerja.
10.  Secara aktif melibatkan keluarga di dalam membantu siswa untuk mencapai kesuksesan.
11.  Bekerja sama dengan masyarakat dan pihak lain untuk mendukung siswa dan keluarganya
Dari ciri-ciri sekolah unggulan diatas bisa ketahui bahwa titik tekan keberhasilan sekolah dalam mewujudkan predikat unggulan terletak pada manajemen kepemimpinan sekolah.  Karakteristik diatas tidak akan bisa terwujud kalau pimpinan sekolah tidak mengetahui konsep manajemen yang pas yang akan diterapkan di sekolah. Semua proses pendidikan mulai perencanaan hingga evaluasi membutuhkan manajemen yang komprehensip. Sehingga dapat dipastikan, kalau suatu lembaga pendidikan di pimpin oleh orang yang tidak lihai dalam mengatur ritme proses dan iklim pembelajaran niscaya lembaga itu cenderung diatur apa adanya dan stagnan. Untuk menciptakan sekolah unggulan diperlukan skill manajemen serta pengetahuan oragnisasi yang dalam dan luas.
Selain ciri-ciri diatas, penulis juga menengahkan ciri-ciri sekolah unggulan lain guna dijadikan perbandingan untuk menciptakan sekolah unggulan yang sebenarnya. Karena sudah banyak sekolah yang mengaku unggulan tetapi masih jauh dari budaya unggulan sebagaimana mestinya. Berikut ciri-ciri sekolah unggulan menurut Pam Sammons dalam Aan Komariah penulis sajikan dalam bentuk tabel berikut[11]:
Karakteristik Sekolah Unggulan Menurut Pam Sammons
No
Aspek
Indikator
1
Profesional Leadership
-     Firm and purposeful
-     A participate approach
-     The leading profesional
2
Shared vision and goal
-     Unity of purpose
-     Consistency of practice
-     Collegiality and collaboration
3
A learning environment
-     An orderly atmosphere
-     An attractive working envirovement
-     Maximalization of learning time
4
Learning
-     Academic emphasis
-     Focus on achievement
5
Puposeful teaching
-     High expectation all round
-     Communicating expectation
-     Providing intelectual challenge
6
Positive reinforcement
-     Clear and fair dicipline
-     Feadback
7
Monoring progress
-     Monitoring pupil performance
-     Evaluating school performance
8
Pupil right and responsibilty
-     Raising pupil self esteem
-     Position of responsibility
-     Control work
9
Home/school partnership
-     Parential involvement in their children’s learning
10
A learning organization
-     School base staff development

Pendapat Sam Sammons diatas dapat disimpulkan bahwa sekolah efektif merupakan sekolah yang mempunyai manajemen yang dalam menciptakan sekolah berkualitas unggul. Kepemimpinan sekolah harus mempunyai tujuan yang jelas dan dalam memimpin harus menggunakan pendekatan parsitipasi dari semua pihak dari sekolah tersebut.
Untuk menciptakan suasana belajar yang maksimal dan suasana yang mendukung diperlukan partisipasi semua pihak yang terkait dengan sekolah tersebut. Mulai dari pimpinan sekolah sampai pada masyarakat wajib diikutsertakan dalam pengambilan kebijakan pendidikan sekolah. Karena dengan pendekatan partisipasi itulah masyarakat mempunyai perasaan memiliki terhadap lembaga itu yang pada akhirnya akan berujung pada bentuk perhatian yang mendalam dan ikut mengontrol kualitas iklim pembelajaran di sekolah.
Suasana sekolah yang kondisi dengan iklim akademik dan prestasi yang tinggi tidak akan datang dengan sendirinya, karena suatu kondisi itu merupakan bentukan. Iklim sekolah unggulan wajib diciptakan. Lewat kepemimpinan yang visioner, iklim sekolah unggulan sangat mudah diciptakan. Oleh karena itu berkualitas tidaknya suatu pendidikan tergantung kepada manajemen sekolah itu sendiri. Manajemen sekolah yang baik hanya bisa tercipta kalau pimpinan sekolah mempunyai keahlian memimpim dan visioner.
Dengan demikian maka perlu kita pelajari lebih lanjut tentang konsep manajemen sekolah yang bisa melahirkan sekolah yang unggul dalam akademik dan unggul dalam prestasi. 

D.    Manajemen Sekolah Unggulan
Sekolah unggulan merupakan sekolah yang mampu melahirkan generasi yang unggul dalam akademik dan kreativitas. Dalam menciptakan generasi emas tersebut diperlukan perencanaan yang matang dan sungguh-sungguh. Untuk menghasilkan perencanaan yang matang dan eksekusi yang efektif dan efisien, diperlukan manajemen komprehensip yang harus dijalankan oleh orang yang lihai dalam menjalankan amanat manajemen tersebut. Mengingat konsep manajemen begitu banyak, kemudian konsep manajemen yang mana yang bisa diterapkan untuk menciptakan sekolah unggul?
Manajemen sekolah efektif adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan sekolah dapat memuaskan stakeholder sekolah[12]. Kategori stakeholder terdiri dari dua yaitu internal yang meliputi: Guru, Staff, Murid dan Tenaga Kependidikan lainnya serta stakeholder eksternal meliputi wali murid dan masyarakat secara umum. Sekolah efektif harus berorientasi pada kepuasaan pelanggan. Pelanggan disini tidak hanya pengguna langsung seperti murid dan orang tuanya tetapi pelanggan pendidikan disini sampai pada masyarakat secara umum.
Secara sederhana, banyak orang mengatakan bahwa sekolah dikatakan efektif dan unggul kalau sekolah itu mampu mencetak siswa sesuai rencana yang telah ditetapkan ketika sekolah membuat perencanaan. Akan tetapi persoalan yang muncul kemudian adalah, bisakah sekolah dikatan unggul kalau didasarkan pada hasil yang sesuai dengan rencana sedangkan dalam merumuskan rencana sekolah tidak melibatkan stakeholder eksternal sehingga lulusannya tidak sesuai dengan tuntutan masyarakat? Sekolah seperti itu masih belum masuk pada kategori unggulan. Untuk itu perlu manajemen mampu menciptakan sekolah unggulan itu. Sekolah telah diberikan keleluasaan untuk mengatur sekolahnya sendiri oleh pemerintah. Lewat kebijakan otonomi daerah yang kemudian melahirkan manajemen berbasis sekolah dalam dunia pendidikan, sekolah telah diberikan kewenangan seluas-luasnya untuk mengelolah sebaik mungkin.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) lahir dari Amerika Serikat yang diawali dari perjuangan guru untuk memperbaiki nasibnya. Perjuangan guru tersebut menjadi cikal-bakal munculnya  MBS atau biasa disebut dengan desentralisasi pengelolaan sekolah[13]. MBS sebenarnya sudah lama diterapkan di Indonesia, sejak digulirkannya otonomi daerah tahun 1998, manajemen pendidikan juga berangsur beralih dari pusat menuju menejemen berbasis sekolah. Hal ini ditandai dengan pembentukan Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan Kabupaten/ Kota[14].
Manajemen berbasis sekolah adalah pendekatan politik yang bertujuan untuk mendesain ulang pengelolaan sekolah dengan memberikan kekuasaan kepada sekolah serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya perbaikan kinerja sekolah yang mencakup guru, siswa, kepala sekolah, orang tua siswa dan masyarakat[15]. Pemeberian kewenangan itulah yang harus disambut secara antusias oleh pimpinan sekolah untuk menciptakan sekolah yang unggul dan mampu bersaing ditingkat lokal, nasional dan bahkan internasional.
Karakteristik manajemen berbasis sekolah meliputi:[16] 1). Adanya kekuasaan dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan mengenai peningkatan mutu pendidikan yang disentralisasikan kepada para stakeholder sekolah. 2). Dominan manajemen peningkatan mutu pendidikan yang didesentralisasikan mencakup keseluruhan aspek peningkatan mutu peningkatan, keuangan, kepegawaian, sarana dan prasarana, penerimaan siswa baru dan kurikulum. 3). Sekolah membutuhkan regulasi yang mengatur fungsi kontrol pusat terhadap keseluruhan pelaksanaan kewenangan dan tanggung jawab sekolah. Dari karakteristik MBS diatas, sekolah dituntut untuk melakukan pengelolaan sekolah yang mengacu pada empat pilar berikut[17]:
1.      Peningkatan Mutu Pendidikan
Peningkatan mutu pendidikan merupakan pendekatan manajemen yang menempatkan mutu sekolah sebagai kiblat aktivitas manajemen. Kepela sekolah sebagai top manajer harus mampu menciptakan iklim sekolah yang berorientasi kepada pencapaian mutu pendidikan yang berkualitas.
2.      Peningkatan Kemandirian Sekolah
Sekolah unggul merupakan sekolah yang mempunyai kemandirian yang tinggi. Kemandirian ini meliputi seluruh kemandirian personel tenaga pendidikan bahkan sampai kepada kemandirian peserta didik dalam menjalankan aktifitas pembelajaran. Kemandirian siswa ditunjukkan dalam gairah belajar yang tinggi dan tidak melulu harus menunggu instruksi guru dan orang tua untuk belajar. Tentunya untuk menciptakan hal demikian, diperlukan kepala sekolah yang mampu menciptakan iklim manajemen diri dari semua stakeholder pendidikan.
3.      Penerapan Manajemen Partisipasi
Dalam menciptakan sekolah yang bermutu tinggi, diperlukan partisipasi dari seluruh stakeholder untuk memberikan arahan bagi terbentuk sekolah unggul tersebut. Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa sekolah unggul adalah sekolah yang mampu memberikan kepuasaan kepada seluruh stakeholder pendidikan. Untuk mencapai kepuasaan itu, maka sekolah harus menerapkan manajemen partisipasi dari seluruh stakeholder. Dari sumbangan pemikiran yang muncul dari keinginan stakeholder kemudian dikelola oleh manajemen sekolah dengan baik dan diberikan kebebasan pengawasan dari seluruh stakeholder akan pelaksanaan pendidikan tersebut maka pada akhirnya output yang dihasilkan akan mencapai puncak prestasi baik akademik ataupun non akademik.
4.      Transparansi
Dalam menerapkan manajemen partisipasi, transparansi merupakan kunci untuk menjaga kepercayaan seluruh stakeholder. Ketransparanan yang dilakukan oleh pihak sekolah merupakan bukti bahwa sekolah tersebut benar-benar ingin menciptakan iklim sekolah yang partisipatif. Sehingga, kalau dalam perjalannya mengalami hambatan, semua stakeholder akan merasa bertanggung jawab yang pada akhirnya juga turut memberikan penyelesaian bagi permasalahan tersebut. Termasuk pada masalah keuangan, masyarakat pasti tidak akan merasa keberatan untuk menyumbang lebih ketikan pengelolaan keuangannya dilakukan secara transparan oleh pihak sekolah. Iklim seperti itulah yang diburtuhkan oleh sekolah unggulan.

E.     Sekolah  Murah Berkualitas
Ada adigium yang menyatakan bahwa sekolah murah pasti hasilnya juga murahan. Setara dengan adigium itu, juga ada yang mengatakan bahwa sekolah unggulan itu juga harus unggul dalam pembiayaannya. Kalau pernyataan itu benar, maka dapat dipastikan bahwa hanya orang yang kaya yang dapat menikmati sekolah unggulan tersebut. Masalahnya, masyarakat Indonesia mayoritas masih berada pada garis ekonomi menengah kebawah dan bahkan sudah hampir masuk pada garis kemiskinan.
Kenyataan dilapangan menunjukkan kebenaran adigium diatas, bahwa sekolah unggulan juga diikuti oleh keunggulan pembiayaannya sedangkan sekolah yang murah juga menunjukkan kualitas rendahnya yang lulusannya tidak punya nilai tawar sama sekali. Ini masalah serius yang wajib dipecah oleh pemerhati dan pemegang kebijakan pendidikan. Karena biar bagaimanapun juga, orang-orang miskin juga berhak mendapat pendidikan yang layak dalam hal ini adalah sekolah unggul dengan kualitas supernya. Akan sekolah murah berkualitas dapat terwujud? Tak ada yang tidak mungkin kalau semua pihak mempunyai keteguhan hati dan keseriusan untuk menciptakan sekolah murah dan berkualitas.
Menciptakan sekolah yang murah biayanya tapi berkualitas menjadi harapan dan sebuah keniscayaan. Menciptakan sekolah yang murah dan berkualitas sangatlah penting, agar para pelajar yang notabene penerus generasi bangsa ini mendapat layanan pendidikan yang maksimal. Salah satu yang dapat dilakukan untuk menciptakan sekolah murah dan unggul adalah dengan maksimalisasi anggaran 20% yang telah diamanatkan oleh undang-undang negara.
Anggaran 20% itu harus dikembalikan kepada amanat undang-undang yang menyatakan bahwa anggaran tersebut merupakan anggaran murni pendidikan yang dianggarkan kepada pendidikan di luar pendidikan kedinasan dan juga gaji guru. Saat ini, anggaran 20% itu memang sudah dilaksanakan akan tetapi masih tidak sesuai dengan amanat undang-undang dimana anggaran tersebut masih dipotong keperluan penggajian guru serta digunakan untuk pendidikan yang dilakukan dinas-dinas. Kalau anggaran itu dilaksanakan sesuai dengan amanat undang-undang niscaya pendidikan murah dan berkualitas bisa terwujud.
Selain itu, menurut Sri Mulyati, untuk menciptakan sekolah unggul dan berkualitas paling tidak ada dua cara yaitu subsidi silang dan memanfaat dana CSR Perusahaan[18]. Subsidi silang ini bisa dilakukan oleh wali murid yang mempunyai dana lebih untuk diberikan kepada sekolah untuk meringankan siswa yang tidak mampu. Pendapat Sri Mulyati ini bisa dilakukan sejauh orang tua murid mempunyai kepercayaan tinggi kepada sekolah. Kelemahan pengelolaan keuangan menurut Sri ini kurang efektif karena sangat sulit sekali orang tua siswa akan menjadi donator tetap sekolah.
Penulis mempunya pemikiran bagaimana menciptakan sekolah yang unggul dengan pembiayaan yang murah. Penulis merasa tertarik terhadap konsep kemandirian ekonomi. Bagaimana caranya agar sekolah tidak selamanya tergantung kepada siapapun dalam pembiayaanya? Cara yang bisa dilakukan adalah sekolah harus mempunyai badan usaha yang bisa mendatangkan dana. Badan usaha itulah yang harus dikembangkan untuk menciptakan  kemandirian pendanaan sekolah.

F.     Kesimpulan
Sekolah yang bisa dikategorikan dalam sekolah unggul adalah sekolah yang mampu melahirkan keunggulan akademik, esktrakurikuler dan moralitas pada peserta didik. Keunggulan akademik dinyatakan dengan nilai yang dicapai oleh peserta didik. Keunggulan ektrakurikuler dinyatakan dengan aneka jenis keterampilan yang diperoleh selama sekolah. Sedangkan keunggulan moralitas dapat dilihat dari nilai-nilai hidup dan dorongan untuk maju.
Karakteristik manajemen berbasis sekolah meliputi:[19] 1). Adanya kekuasaan dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan mengenai peningkatan mutu pendidikan yang disentralisasikan kepada para stakeholder sekolah. 2). Dominan manajemen peningkatan mutu pendidikan yang didesentralisasikan mencakup keseluruhan aspek peningkatan mutu peningkatan, keuangan, kepegawaian, sarana dan prasarana, penerimaan siswa baru dan kurikulum. 3). Sekolah membutuhkan regulasi yang mengatur fungsi kontrol pusat terhadap keseluruhan pelaksanaan kewenangan dan tanggung jawab sekolah.
Sekolah unggul dan murah bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1). Maksimalisasi anggaran pendidikan 20%, 2). Melaksanakan Subsidi Silang, 3). Pemanfaatan dana CSR Perusahaan dan 4). Membangun badan usaha milik sekolah.


G.    Daftar Pustaka
Asrohah, Hanun. Menggagas Sekolah Islam yang Unggul; Konsepsi dan Aksi. tk.: tp., tt.
Fattah, Nanang. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: Rosdakarya, 2012.
------------. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah dan Dewan Sekolah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2002.
Nahdliyah, Ummi. Kebijakan Pimpinan Wilayah Lembaga Pendidikan Ma’arif  Nahdlatul ulama Jawa Timur tentang  Peningkatan Kualitas Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama Waru  Sidoarjo menjadi Madrasah Unggulan. Tesisi-IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2010.
Bafadal, Ibrahim. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
Danim, Sudarwan. Visi baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Moedjiarto. Karakteristik Sekolah Unggul. Bandung: Duta graham Pustaka, 2002.
Komariah, Aan dan Cepi Triatna. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif.  Jakarta: Bumi Aksara, 2006).
Usman, Husaini. Manajemen sekolah yang efektif. Jurnal Pendidikan Inovatif. Volume 3, Nomor 1, September 2007.


[1] Hanun Asrohah, Menggagas Sekolah Islam yang Unggul ; Konsepsi dan Aksi (tk.: tp., tt.), 2.
[2] Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, Bandung: Rosdakarya, 2012), 113.
[3] Nanang Fattah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah dan Dewan Sekolah, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2002), 110.
[4] Ummi Nahdliyah, Kebijakan Pimpinan Wilayah Lembaga Pendidikan Ma’arif  Nahdlatul ulama Jawa Timur tentang  Peningkatan Kualitas Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama Waru  Sidoarjo menjadi Madrasah Unggulan, Tesis, (IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2010),  31-33.
[5] Hanun Asrohah, Menggagas Sekolah Islam yang Unggul, 6.
[6] Ibid, 6.
[7] Depdikbud, 1996 dalam Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 27-28.
[8] Sudarwan Danim, Visi baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 53-54.
[9] Moedjiarto, Karakteristik Sekolah Unggul (Bandung : Duta graham Pustaka, 2002), 12.
[10] Sudarwan Danim, Visi baru Manajemen Sekolah, 54-55.
[11] Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif , (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 39-40.
[12] Husaini Usman, Manajemen sekolah yang efektif, Jurnal Pendidikan Inovatif, (Volume 3, Nomor 1, September 2007), 1.
[13] Sudarwan Danim, Visi baru Manajemen Sekolah, 26.
[14] Sudarwan Danim, Visi baru Manajemen Sekolah, 28.
[15] Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu, 38.
[16] Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu, 86.
[17] Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu, 92-94
[18] nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,pdf-ids, diakses pada 16/05/2014
[19] Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu, 86.
Share:

1 komentar:

TENTANG DI

Foto saya
Dapur Ilmiah (DI) merupakan blog yang secara konsisten menayangkan berbagai penelitian ilmiah. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Salam DI.

PENGUNJUNG

KATEGORI

Breaking News

Pages

Theme Support